ContohNaskah Pidato "Pendidikan Karakter Bagi Pelajar Indonesia" Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bapak/Ibu Guru yang saya hormati, serta teman-teman yang saya sayangi. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya, sehingga kita semua dapat berkumpul pagi ini dengan keadaan sehat wal'afiat.Wakil Kepala BPIP Dr. Drs. Karjono Atmoharsono, saat menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia BPSDM se-Indonesia di Hotel Borobudur, Senin 5/6/2023. Foto Dok. IstimewaWakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila BPIP Dr. Drs. Karjono Atmoharsono, menyoroti pentingnya internalisasi nilai Pancasila dalam pengembangan kompetensi karakter kebangsaan Indonesia bagi ASN. Hal itu disampaikan saat menjadi Narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia BPSDM se-Indonesia yang diselenggarakan di Hotel Borobudur, Senin, 5 Juni menegaskan bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa tidak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual semata, tetapi juga melibatkan pembentukan karakter yang kuat dan berakar pada nilai-nilai luhur juga menjelaskan bahwa Pembukaan UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa tujuan negara Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. “Sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan tersebut, pendidikan harus fokus pada pembentukan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.” Hal ini akan membantu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta membangun fondasi kuat untuk masa depan yang lebih pun menekankan langkah konkret yang diambil dalam rangka pembangunan karakter bangsa berlandaskan nilai Pancasila, dengan dilaksanakannya Diklat PIP Pembinaan Ideologi Pancasila bagi para Aparatur Sipil Negara ASN, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan BPIP Nomor 2 Tahun kesempatan itu, Karjono juga sempat mengungkapkan keprihatinannya terhadap hasil survei dari Setara Institute, yaitu sekitar 83,3 persen pelajar SMA beranggapan Pancasila dapat diubah padahal, menurut dia, ideologi negara adalah ideologi yang harus dipertahankan. “Di era globalisasi, para milenial sangat rentan terpapar Ideologi Radikal melalui media sosial yang mengakibatkan Ideologi Pancasila terkikis habis,”Menurutnya, hal ini disebabkan oleh penghapusan TAP MPR II Tahun 1978, selain itu Lembaga BP7 juga dibubarkan pada era reformasi serta penggantian UU Sisdiknas yang menghilangkan mata ajar Pancasila. Namun Pancasila mulai dihidupkan kembali pada masa Taufik Kiemas, Ketua MPR RI dibentuklah empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945, ini telah lahir PP 4 Tahun 2022 tentang Standar Pendidikan Nasional, di mana dalam PP tersebut terdapat ketentuan wajib mata ajar Pancasila mulai dari PAUD hingga pendidikan tinggi. Bahkan pendidikan formal maupun nonformal. “Selain PP tersebut, terdapat juga Keppres 24 Tahun 2016 yang menegaskan pentingnya sejarah Pancasila. Berdasarkan ketentuan tersebut, diadakanlah Upacara Hari Lahir Pancasila yang melibatkan pengibaran bendera pusaka oleh Paskibraka tingkat pusat.”Rapat Koordinasi Nasional Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia BPSDM se-Indonesia. Foto Dok. IstimewaKarjono menambahkan bahwa upacara Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi yang teristimewa karena pengibaran bendera pusaka oleh Paskibraka, dan terbesar selama ini, karena tidak hanya dilaksanakan di 553 Kabupaten/Kota/Provinsi di seluruh penjuru tanah air, tetapi juga diikuti oleh jajaran Pangdam, Kapolda, serta pejabat tinggi pemerintahan lainnya. Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi momen yang sangat penting untuk mengingat kembali jasa-jasa para pendiri bangsa, utamanya Bung Karno yang telah menggali, menggagas dan ikut merumuskan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Karjono mengingatkan pentingnya integritas. “Pemimpin yang baik melibatkan pengembangan integritas yang kokoh dalam hal kebersihan dan nilai-nilai Ber-AKHLAK,” tutupnya.
Karena itu, pendidikan karakter ini sangat mendasar, dan masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Malaysia," kata Mendikbud saat memberikan pidato kunci pada seminar pendidikan "Perubahan Pola Pikir Pendidikan Era Milenial" di Jakarta, Selasa (6/3).
Pidato Pendidikan Karakter Di Era Milenial Tulisan Bermakna - Here's Pidato Pendidikan Karakter Di Era Milenial Tulisan Bermakna collected from all over the world, in one place. The data about Pidato Pendidikan Karakter Di Era Milenial Tulisan Bermakna turns out to be....pidato pendidikan karakter di era milenial tulisan bermakna, riset, pidato, pendidikan, karakter, di, era, milenial, tulisan, bermakna LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Pidato Pendidikan Karakter Di Era Milenial Tulisan Bermakna Conclusion From Pidato Pendidikan Karakter Di Era Milenial Tulisan Bermakna Pidato Pendidikan Karakter Di Era Milenial Tulisan Bermakna - A collection of text Pidato Pendidikan Karakter Di Era Milenial Tulisan Bermakna from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post Sementaraitu, dalam paparannya Mustadji mengatakan di Era Milenial yang harus disegerakan adalah menjawab tantangan pendidikan berkarakter humanis. "Ini adalah era yang sangat dinamis, perkembangan terjadi begitu pesat, jadi jangan berdiam diri meratapi nasib. Kita harus sigap menyikapi era milenial ini", kata pria kelahiran Tuban ini Istilah milenial sudah akrab terdengar hampir di seluruh kalangan masyarakat. Generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir sekitar tahun 1981-1996. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2020, dari 270,20 juta jiwa penduduk Indonesia 25,87% merupakan generasi milenial. Generasi milenial adalah generasi yang memiliki keingintahuan tinggi, percaya diri, dan merupakan generasi yang melek dengan teknologi. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi ini memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan dibanding generasi sebelumnya. Kecanggihan teknologi membuat para generasi milenial menggunakan internet lebih dari kapasitas penggunaan pada umumnya karena mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Line, Telegram, dan Whatsapp kini telah menjadi aplikasi yang sangat digemari generasi ini. Kemudahan dalam berinteraksi dan menyebarkan informasi merupakan daya tarik utama dari layanan ini. Namun, kemudahan dalam berinteraksi dan menyebarkan informasi tersebut juga memiliki dampak yang dapat mempengaruhi beragam sendi kehidupan. Hadirnya media sosial ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi media ini memungkinkan masyarakat berkomunikasi dan berinteraksi secara cepat, meningkatkan hubungan pertemanan yang lebih erat, memasarkan bisnis online, dan beragam layanan jasa online. Namun di sisi lain, media sosial juga sering menjadi pemicu munculnya beragam persoalan seperti maraknya penyebaran informasi hoaks, ujaran kebencian, pemutarbalikan fakta, provokasi, serta hal-hal yang berkaitan dengan SARA, terorisme, dan sebagainya. Dalam situasi seperti ini, ternyata banyak pengguna media sosial yang tidak mampu memilah mana informasi yang benar dan mana informasi yang palsu. Untuk itu diperlukan treatment dalam mengatasi persoalan tersebut. Adapun treatment yang dapat dilakukan dalam meminimalisasi perilaku tersebut melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah sesuatu yang mengkualifikasikan seseorang, cara berpikir, dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu, masyarakat. Atau serangkaian sikap, perilaku, motivasi, keterampilan, watak, tabiat yang terbentuk dari hasil internalisasi kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, maupun bertindak Wibowo, 2017. Secara garis besar pendidikan karakter dikatakan sebagai pendidikan yang mampu membawa dampak positif pada kedewasaan kematangan karakter bagi generasi muda dalam meningkatkan kemampuan olah akal, hati, dan perilaku. Di era milenial ini, pembentukan karakter semakin penting untuk mencegah masuknya ideologi dan faham-faham yang dapat merusak kehidupan berbangsa dan negara. Pendidikan karakter terhadap anak di era milenial dapat dimulai dari usia dini karena usia inilah yang dianggap relatif paling mudah dibentuk. Hal ini berbeda dengan orang dewasa yang sudah memiliki kebiasaan, pola pikir, maupun gaya hidup tersendiri sehingga relatif susah untuk diubah walaupun tentu bukan sesuatu yang tidak mungkin. Oleh karena itu, diperlukan upaya kerjasama antara sekolah dan keluarga dalam pembentukan karakter anak di era milenial. Penerapan pendidikan karakter di sekolah dapat diimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah seperti pengurus OSIS, pramuka, olahraga, seni, dan lainnya. Melalui kegiatan ekstrakurikuler tersebut, diharapkan sebagai wadah dalam penyaluran minat bakat anak dalam mewujudkan pendidikan karakter di lingkup sekolah. Sedangkan, dalam lingkup keluarga, orang tua memiliki peran penting untuk membentuk karakter anak sejak dini dengan melakukan pengawasan kepada anak ketika berada di luar sekolah atau di rumah. Ini disebabkan karena pendekatan orang tua dalam pembentukan karakter anak sangat berpengaruh dalam menindaklanjuti pengajaran yang telah diberikan di sekolah. Apabila karakter atau akhlak semua anggota keluarga baik, niscaya akan baik pula karakter anak dan berpengaruh terhadap lingkungan ke masyarakat. Harapannya bagi generasi milenial dengan pendidikan karakter dapat mengembangkan potensi kalbu atau nurani sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya bangsa; dapat mengembangkan kebiasaan dan perilaku yang terpuji sejalan dengan tradisi dan budaya bangsa yang religius; menanamkan tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa ke depan serta mengembangkan kemampuan mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; serta mengembangkan lingkungan baik lingkungan sekolah maupun di luar sekolah yang jujur, penuh kreativitas, persahabatan, saling menghargai sesama, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi. Pendidikan karakter diharapkan juga akan membantu untuk mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan perilaku yang membantu generasi milenial untuk hidup dan bekerjasama dengan orang lain. Dengan kata lain, mengajarkan untuk mampu berbaur dengan orang lain atau bangsa lain dengan tetap mempertahankan identitas dan budaya bangsa Maunah, 2014, Octavia and Rube,2017. Oleh karena itu, melalui pendidikan karakter yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang tidak hanya berkualitas secara hardskill tapi juga softskill serta memiliki attitude yang sopan dan membawa perubahan untuk bangsa ini. Tidak hanya itu, pendidikan karakter akan membantu generasi milenial dalam memilah informasi yang benar dan tidak mudah untuk terhasut oleh perbuatan yang tidak benar karena telah dibentuk pondasi yang kuat sejak dini melalui pendidikan karakter dengan harapan ke depannya akan memberikan kontribusi untuk kemajuan Indonesia yang lebih baik.padagenerasi masyarakat milenial saat ini dan kedepan menjadi satu tantangan yang kritis. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan karakter sejak lahir. Pada zaman ketika pemimpin dilahirkan dari para raja-raja bisa dikatakan demikian karena yang mendapatkan ilmu-ilmu dan pengalaman kepemimpinan hanya ada di lingkungan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Selain itu, pidato juga diartikan sebagai wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Dalam berpidato, seseorang harus mempunyai kemampuan dan keberanian di depan umum untuk mengungkapkan beberapa contoh kalimat pernyataan dalam bahasa Indonesia saat hendak berpidato. Selain itu, kemampuan menyusun jenis-jenis kata, serta pengusaan fungsi kata baku juga harus dimiliki oleh seseorang yang hendak berpidato. Pidato sendiri mempunyai tiga unsur, yaitu pembuka, inti, dan penutup. Hal ini hampir sama dengan jenis-jenis paragraf yang juga mempunyai tiga unsur, yaitu contoh paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan contoh paragraf penutup. Agar pembaca lebih mengerti soal pidato, contoh teks pidato pun akan kami tampilkan di artikel kali ini. Adapun tema yang terkandung di dalam contoh pidato ini adalah pendidikan karakter. Untuk lebih jelasnya, bisa disimak di bawah ini. Pentingnya Pendidikan Karakter Assalamualaikum wr, wb. Para hadirin yang saya hormati, Pada kesempatan kali ini, marilah kita mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa berjumpa di pagi hari yang cerah ini, untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional. Adapun pidato yang akan saya sampaikan hari ini mempunyai tema pentingnya pendidikan karakter. Sebagaimana kita ketahui, bahwa pendidikan karakter adalah bentuk kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian para peserta didik agar menjadi lebih baik. Dengan pendidikan karakter, anak-anak kita akan dituntun untuk mengembangkan kepribadiannya supaya anak-anak kita menjadi lebih baik. Khusus di negara kita, pendidikan karakter akan menuntun anak-anak kita untuk mempunyai lima karakter dasar yang mesti dipunyai seorang siswa atau peserta didik, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Dengan mempunyai karakter-karakter tersebut, diharapkan anak-anak kita bertumbuh menjadi generasi emas yang tangguh, cerdas, dan berkarakter. Dengan demikian, pendidikan karakter begitu penting dan mesti diterapkan di sekolah-sekolah saat ini khususnya di sekolah kita, agar nantinya anak-anak kita bisa menjadi generasi yang lebih baik dari kita. Adapun metode atau cara agar kita dapat mengaplikasikan pendidikan karakter di sekolah kita adalah dengan menjadikan diri kita sebagai teladan baik bagi anak-anak kita. Selain itu, pengajaran tentang keagamaan dan kewarganegaraan mesti kita ajarkan dengan metode dua arah, yakni dengan melibatkan anak-anak kita dalam setiap pembelajaran materi pembelajaran tersebut, entah itu dengan bertanya atau menyatakan pengalaman empirik mereka yang berhubungan dengan keagaamaan dan kewarganegaraan. Sekali lagi saya katakan, bahwa pendidikan karakter mesti diaplikasikan ke tiap-tiap sekolah, termasuk sekolah kita. Sebab, dengan pendidikan karakter, anak-anak kita akan bertumbuh menjadi generasi yang cerdas, religius, dan mempunyai karakter yang kuat. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon dimaafkan bila ada kesalahan atau kekurangan dalam penyampaian pidato saya ini. Semoga rahmat dan ridho-Nya senantiasa selalu ada bersama kita. Amin. Wassalamualaikum wr, wb. Demikianlah contoh teks pidato tentang pendidikan karakter. Jika pembaca ingin melihat contoh teks pidato lainnya, pembaca bisa membuka artikel contoh pidato dan contoh pidato tentang pendidikan. Mudah-mudahan contoh pidato yang disajikan bermanfaat dan mampu menambah wawasan pembaca, baik itu di ranah pidato khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya. Sekian dan terima kasih.
.